Komodo Stres, Perlukah Membatasi Turis dengan Sistem Pendaftaran?

Kita jaga jangan sampai punah

Meski data perbandingan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2017 belum dirilis, tetapi volume pengunjung di Pulau Komodo diperkirakan meningkat pesat. Hal tersebut dikemukakan ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) NTT, Abed Frans.

Sebagai agen operator tour, pihaknya mengamati pergerakan jumlah wisatawan di Pulau Komodo terus bertambah tiap tahunnya. Pada tahun 2016 saja, sudah tercatat ada 100 ribu orang datang ke sana.

ASITA khawatir, apabila arus datangnya wisatawan tak dibatasi, hal tersebut akan memicu perubahan perilaku pada komodo. Bisa jadi, komodo nantinya merasa terancam atau stres karena diamati begitu banyak orang setiap harinya.

Kita tentu tak menginginkan hal tersebut membangkitkan sisi agresifitasnya atau bahkan menyerang manusia.

Baca juga: Ingin Bertemu Komodo? Terapkan 5 Tips Aman Ini Sebelum Pergi!

Komodo Stres, Perlukah Membatasi Turis dengan Sistem Pendaftaran?Rappler

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Ardu Marius Jelamu menyatakan observasi dan peninjauan dari kementerian dan lembaga penelitian harus segera dilakukan. Tujuannya untuk melihat sejauh apa kehadiran manusia ataupun kebisingan mempengaruhi perilaku komodo.

Jika ternyata hal-hal tersebut berpengaruh besar, maka harus ada tindakan lebih lanjut. Otoritas Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo diharapkan dapat mengantisipasi persoalan tersebut, dengan mengatur waktu dan jumlah maksimal wisatawan yang masuk.

Komodo Stres, Perlukah Membatasi Turis dengan Sistem Pendaftaran?welove-indonesia.com

Kata Marius, bila perlu pengunjung harus mendaftarkan diri sebelum masuk ke Pulau Komodo. Pengunjung bisa mengunjungi destinasi lain sembari nunggu giliran masuk. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga komodo tetap nyaman dan tidak stres.

Bagaimana pun, kita tetap bertanggung jawab untuk menjaga habitat komodo agar tetap nyaman dihuni, sembari terus mengenalkan Pulau Komodo sebagai unggulan sektor wisata nasional.

Berdasarkan informasi dari Taman Nasional Komodo (TNK), sudah ada 16 orang yang menjadi korban gigitan komodo sejak tahun 1987. Empat orang di antaranya meninggal dunia.

Komodo Stres, Perlukah Membatasi Turis dengan Sistem Pendaftaran?KapanlagiPlus

Terakhir, pada 3 Mei 2017 seorang wisatawan sekligus fotografer asal Singapura digigit komodo di bagian betis hingga mengalami luka robek. Beruntung nyawanya masih bisa diselamatkan.

Duh, semoga segera ada solusi supaya komodo tetap bisa berkembang biak dengan baik dan hidup bahagia di habitat aslinya ya. Kita harus turut menjaga kelangsungan hidup komodo. Tetap hati-hati saat berkunjung ke sana ya, guys!

Baca juga: 8 Keindahan di NTT yang Bisa Kamu Nikmati Selain Pulau Komodo

Topik:

Berita Terkini Lainnya