Menyedihkan, Turis Ini Diving bareng Sampah di Spot Favorit Bali!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini, Bali menjadi destinasi paling populer di Indonesia. Mulai dari kekayaan kuliner hingga keindahan alamnya yang membuat para wisatawan terpesona.
Sayangnya, kebanyakan wisata populer di Indonesia selalu penuh sampah dan cepat rusak fasilitasnya. Meskipun tidak semua, tapi kamu pasti pernah merasakannya kan?
1. Hal sama dirasakan penyelam asal Inggris, Rich Horner
Lihatlah cuplikan foto di atas yang diambil dari video Rich Horner saat menyelam di Manta Point, Nusa Penida. Bukan pemandangan menawan dari ikan kecil, melainkan sampah plastik yang melimpah. Video tersebut langsung viral hingga ke mancanegara. Mereka merasa ikut prihatin dengan kondisi laut di Bali.
Bayangkan jika kamu sudah berekspektasi menyelam mengharapkan nuansa laut indah yang eksotis, tetapi dihadapkan dengan kondisi tersebut?
2. Indonesia memproduksi 130 ribu ton sampah setiap harinya
Bisakah kamu membayangkan tumpukan sampahnya? Kementerian Lingkungan Hidup memperkirakan sampah yang dihasilkan di Indonesia sebanyak 130 ribu ton per hari.
Bahkan, hingga saat ini, kita belum dapat dikelola dengan efesien. Alhasil, sampah tersebut terkadang dibakar atau dibuang secara ilegal di sungai dan laut. Melihat fenomena ini, tidak salah jika Indonesia menjadi negara kedua sebagai pencemar plastik terbesar setelah China.
Baca juga: Romantis, 9 Hotel di Bali Ini Jadi Andalan Pernikahan Artis Indonesia
Editor’s picks
3. Lihatlah bagaimana Rich Horner berenang dengan kumpulan sampah di sekitarnya
Manta Point berlokasi di sebuah teluk kecil di kawasan Nusa Penida, Bali. Spot ini menjadi lokasi favorit para manta untuk membersihkan dirinya pada kedalaman 10 meter.
Inilah lokasi terbaik untuk melihat manta terbesar di Bali dengan ukuran 3-5 meter. Sayangnya seperti yang bisa kamu lihat sendiri, sepanjang Rich Horner menyelam hanya terlihat satu manta dan ubur-ubur.
Sebagai informasi tambahan, sampah plastik membutuhkan waktu untuk hancur dan terurai di alam dalam waktu 500 tahun. Padahal penggunaannya mungkin hanya beberapa menit saja, kan?
4. Apakah memang wisatawan sudah terbiasa liburan di sekitar tumpukan sampah?
Mungkin kamu juga pernah merasakan, menikmati keindahan Pantai Kuta di antara sampah-sampah yang berserakan. Sebagian orang menganggap banyaknya sampah berserakan di laut bukanlah suatu masalah.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung prihatin dengan masalah ini. Mereka telah mengerahkan 700 pembersih dan 35 truk untuk membuang sekitar 100 ton sampah setiap hari.
Menurut Kepala DLHK Kabupaten Badung Putu Eka Merthawan, sampah tersebut bukan berasal dari masyarakat yang tinggal di daerah Kuta dan sekitarnya. Akan bunuh diri jika orang Kuta yang melakukannya.
Sebelum menyalahkan seseorang, lebih baik kita juga saling introspeksi diri sendiri. Sudahkah kita menjaga lingkungan ini dengan baik?
Baca juga: Gak Melulu Pantai, Ini 10 Spot Wisata Terbaik di Bali yang Bikin Betah